Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan Serai Wangi (Cymbopogon Nardus L) pada Sistem Budidaya Polikultur di Bawah Tegakan Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis)

Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK0
faktorial, yang terdiri atas faktor jarak tanam dan dosis pupuk urea. Faktor pertama pengaruh jarak tanam yang disimbolkan dengan “J” yang terdiri atas 3 taraf, yaitu: J1 (jarak tanam 20 x 40 cm), J2 (jarak tanam 20 x 60 cm), dan J3 (jarak tanam 20 x 80 cm). Faktor kedua dosis pupuk urea yang disimbolkan “U” yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: U0 (0 g/tan), U1 (5 g/tan), U2 (10 g/tan), dan U3 (20 g/tan). Berdasarkan kombinasi perlakuan tersebut maka terdapat 12 kombinasi dan setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga didapat 36 plot perlakuan, dengan 4 sampel per plot. Sehingga jumlah sampel keseluruh blok adalah 144 sampel. Pengamatan parameter pertumbuhan yakni tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, dan jumlah anakan sejak 2 minggu setelah tanam. Pengamatan parameter jumlah klorofil dilakukan sebelum panen. Pengamatan yang dilakukan saat pemanenan yaitu parameter berat basah akar, berat basah tajuk, volume akar, berat kering akar, berat kering tajuk, dan rasio akar tajuk. ii Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa faktor jarak tanam tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, jumlah anakan, jumlah klorofil, dan rasio akar tajuk. Tetapi memberikan pengaruh nyata terhadap berat basah akar, berat basah tajuk, volume akar, berat kering akar dan berat kering tajuk. Jarak tanam yang berbeda dapat meningkatkan berat basah akar dan berat basa tajuk, sehingga volume akar, berat kering akar, dan berat kering tajuk meningkat. Terutama pada jarak tanam yang jarak volume akar semakin meningkat yang meningkatkan berat basah akar. Pada faktor dosis pupuk urea tidak memberikan pengaruh nyata pada semua parameter baik tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, jumlah anakan, jumlah klorofil, berat basah akar, berat basah tajuk, volume akar, berat kering akar, berat kering tajuk, dan rasio akar tajuk. Hal ini diakibatkan iklim yang terlalu ekstrim pada saat penelitian dimulai sehingga tanaman kekurangan air untuk melakukan penyerapan pupuk urea. Pupuk urea adalah jenis pupuk dengan kandungan nitrogen tinggi yang bersifat hidroskopis namun mudah menguap pada suhu tinggi. Pada saat penelitian dilaksanakan di tempat penelitian sedang terjadi musim kemarau dan curah hujan rendah, sehingga pupuk urea yang diaplikasikan tidak terserap secara maksimal oleh tanaman. Sesuai data curah hujan 5 bulan terakhir di PTPN IV didapat bahwa curah hujan januari – mei adalah 316 mm dan jumlah hari hujan bulan januari - mei 38 hari. Diakibatkan dosis pupuk urea yang tidak memberikan pengaruh nyata menyebabkan interaksi antar kedua faktor perlakuan tidak dapat mendukung pertumbuhan secara optimal.